banner 728x90

H. Heri Julius, S.Sos, MM, Anggota Komisi IV DPRA, Sambut Pelantikan Gubernur dan Wakil Gubernur Baru Aceh

Img 20250212 Wa0431
banner 120x600

 

WMC|| Aceh -Pasangan Muzakir Manaf (Mualem) dan Fadhlullah (Dek Fadh) resmi dilantik sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2025-2030 pada Rabu, 12 Februari 2025. Prosesi pelantikan berlangsung khidmat di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dan dipimpin langsung oleh Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian atas nama Presiden Republik Indonesia.

Dalam upacara tersebut, Tito Karnavian membacakan sumpah jabatan yang kemudian diikuti oleh Muzakir Manaf dan Fadhlullah. Dalam sambutannya, Mendagri menegaskan bahwa dengan pelantikan ini, keduanya resmi mengemban amanah sebagai pemimpin Aceh selama lima tahun ke depan. Ia juga menekankan pentingnya kepemimpinan yang berorientasi pada pembangunan dan kesejahteraan rakyat Aceh, mengingat masih adanya berbagai tantangan yang harus dihadapi oleh provinsi ini.

Harapan Besar untuk Aceh
Menanggapi pelantikan tersebut, Anggota Komisi IV DPRA dari Partai NasDem, H. Heri Julius, S.Sos, MM, turut menyampaikan ucapan selamat. Ia menyatakan bahwa dengan dilantiknya pemimpin baru, masyarakat Aceh memiliki harapan besar akan perubahan yang signifikan, terutama dalam sektor pembangunan, ekonomi, budaya, serta kesejahteraan sosial.

“Masyarakat Aceh berharap kepemimpinan yang baru ini dapat membawa Aceh ke arah yang lebih baik, mempercepat pertumbuhan ekonomi, meningkatkan kesejahteraan rakyat, serta menjaga nilai-nilai budaya dan syariat Islam yang menjadi identitas daerah ini,” ujar Heri Julius.

Tantangan dan Fokus Kepemimpinan Baru
Muzakir Manaf dan Fadhlullah dihadapkan pada berbagai tantangan besar, mulai dari peningkatan investasi, pengelolaan dana otonomi khusus (Otsus), pengurangan angka kemiskinan, hingga percepatan pembangunan infrastruktur.

Dalam pidato perdananya setelah pelantikan, Muzakir Manaf menegaskan komitmennya untuk membawa Aceh menuju kemajuan yang lebih baik. Ia menyebutkan bahwa fokus utama pemerintahannya adalah penguatan ekonomi berbasis kearifan lokal, peningkatan kesejahteraan masyarakat, serta optimalisasi pengelolaan dana Otsus agar tepat sasaran.

“Kami akan bekerja keras untuk memastikan bahwa pembangunan di Aceh berjalan secara merata dan berkelanjutan. Sumber daya alam yang melimpah harus dapat dikelola secara efektif untuk kesejahteraan rakyat. Selain itu, kami juga akan berupaya menarik lebih banyak investasi guna membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat,” kata Muzakir Manaf.

Sementara itu, Wakil Gubernur Fadhlullah menekankan pentingnya kolaborasi dengan semua pihak, termasuk pemerintah pusat, DPRA, serta elemen masyarakat. Ia juga menyoroti perlunya sinergi antara kebijakan daerah dan nasional dalam mempercepat pertumbuhan ekonomi serta meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan di Aceh.

Masyarakat Menanti Gebrakan Baru
Pelantikan Muzakir Manaf dan Fadhlullah disambut dengan berbagai harapan dari masyarakat Aceh. Berbagai elemen masyarakat menantikan kebijakan konkret yang akan segera dijalankan oleh pemerintah baru, terutama dalam mengatasi pengangguran, meningkatkan kesejahteraan nelayan dan petani, serta mendorong pertumbuhan sektor industri kreatif dan pariwisata.

Sejumlah tokoh masyarakat berharap kepemimpinan mereka dapat memberikan solusi nyata terhadap berbagai permasalahan yang selama ini menjadi tantangan bagi Aceh. Di sisi lain, pengawasan dari DPRA, akademisi, dan masyarakat sipil diharapkan tetap berjalan guna memastikan bahwa program-program yang dicanangkan benar-benar terealisasi dengan baik.

Dengan semangat kepemimpinan baru, Aceh kini memasuki babak baru dalam perjalanan pembangunannya. Warga Aceh berharap duet kepemimpinan Muzakir Manaf dan Fadhlullah dapat membawa perubahan positif dan menjadikan Aceh sebagai provinsi yang maju, sejahtera, dan bermartabat.( red/gat)