Natar Lampung Selatan – Mulai dari kecurigaan hingga jadi perbincangan, masyarakat desa Negara Ratu kecamatan Natar Lampung Selatan.
Anggaran dana desa (DD) tahun 2024 desa Negara Ratu mulai jadi sorotan masyarakat, pasalnya kades Negara Ratu mengelola anggaran dana desa yang sangatlah besar, hingga 2 milyar lebih, tentunya dengan anggaran yang besar bisa menghidupkan roda pemerintahan dan memajukan ekonomi desa, namun dalam realita nya, insentif RT pun harus nunggak beberapa bulan yang belum terbayarkan.
Selain itu masyarakat, juga mencurigai adanya mark-up dalam setiap pembelian dan pengadaan barang maupun kegiatan, bahkan lebih parah lagi ada dugaan pekerjaan yang fiktif, Rabo 3/12/2025.
Dari data yang berhasil dihimpun media Wartamerdeka.com dilapangan, didapati dalam satu tahun anggaran 2024, desa Negara Ratu kecamatan Natar untuk pembelian nasi kotak saja sampai 1.579 kotak dengan harga Rp 27.000 per kotak dan untuk minum Rp 7.000.
Ditambah lagi untuk pembelian ATK yang berlebihan, dalam 1 tahun menghabiskan 87 Rim dengan harga satuan Rp 60.000 hingga Rp 70.000.
Perjalan dinas pun tidak wajar, belum lagi terkait pekerjaan fisik banyak harga satuan yang diduga telah di mark-up.
Salah seorang masyarakat yang minta nama nya di rahasiakan merasa kecewa terhadap pekerjaan Lapen di dusun Sridadi yang menghabiskan anggaran mencapai Rp 542 juta lebih namun sudah rusak parah.
“coba lihat ini bang, Lapen ini sudah rusak semua, padahal ini baru satu tahun tapi sudah parah, sedangkan bangunan yang lama masih di bilang masih mulus bang, jujur saya sangat kecewa bang, ada juga bang Hot mix di Dusun Suka Bandung, itu udah kaya kulit Ari / sangat tipis” Ucapnya dengan kesal.
Sementara Kadus Dusun Sidoharjo 1.1 Tugino/Keling saat di konfirmasi terkait bangunan di Dusun nya dia membantah adanya bangunan lain selain bangunan paving blok, sedangkan jelas tertulis di APBDes tahun 2024 desa Negara Ratu ada bangun Embung/Drainase/Gorong-gorong Rp 20.145.000.
“di dusun Sidoharjo 1.1 tahun kemarin cuma ada Paving Blok, lokasinya tidak jauh dari RT Ibu Fatonah, selain dari itu tidak ada” Ungkap Tugino.
Sementara Kades Negara Ratu Fani Renaldi Hartawan, SH saat akan konfirmasi di desa sedang tidak berada di tempat begitu juga dengan Sekdes.
Tidak berhenti disitu, media Wartamerdeka.com mencoba menghubungi melalui telpon WhatsApp, aktif namun tidak di angkat, di konfirmasi melalui pesan pun tidak ada jawaban.
Terkait adanya dugaan mark-up dan kegiatan fiktif masyarakat meminta Inspektorat, Tipikor dan Kejari panggil dan periksa kades Negara Ratu.
Fauzi BN








