banner 728x90
Opini  

KREASI DAUR ULANG ULBY HAND MADE.Ubah Sampah Plastik Jadi SEPERTI PEMBUATAN TAS, DOMPET, DLL DARI BAHAN BUNGKUS KOPI DAN SEJENISNYA

20240504 161247
banner 120x600

WARTA MERDEKA | BEKASI
BEKASI, Jawa Barat,Untuk Berbagi Pemamfaatan Sampah Plastik Menjadi Barang yang Ada Nilai Jual.itulah sebutan yang layak disematkan kepada Ibu ibu atau Anak yang ingin belajar , Di Perum Permata Regensi Blok K2 no 19 RT 005/ RW 022 Ds, Sumber Jaya, Kec Tambun Selatan.
sampah plastik yang tampak tak berguna bisa dimanfaatkan menjadi kerajinan yang bernilai.

di daerah tersebut menyulap sampah plastik seperti kemasan kopi sachet, deterjen cair dan shampo menjadi aneka kerajinan cantik berupa tas dompet, keranjang belanja hingga tikar.

“Bikin kerajinan dari sampah plastik dibikin tas kecil, dompet, tikar ada yang dari bekas kemasan kopi, bungkus sabun cair itu yang kami lakukan di sini,” ucap Dari Ulby hand made salah satu Pemilik kerajinan saat ditemui awak media, Rabu (1/5/2024).

Setidaknya ada ibu-ibu / anak Yang Ingin belajar ikut membuat kerajinan. tersebut tampak antusias saat membuat berbagai kerajinan hasil buatannya. Dengan sesekali mereka berkumpul di salah satu tempat ulby hand made untuk bersama-sama membuat aneka kerajinan.

Bahkan tidak sedikit dari ibu-ibu/ anak anak ini yang juga mengajak buah hatinya sembari mengerjakan kerajinan berbahan sampah plastik tersebut. Selain untuk mengisi waktu luang, membuat kerajinan dari sampah plastik juga bisa membuat ibu-ibu ini mendapat penghasilan tambahan.

“Kita buat ngisi waktu luang sebenarnya, kan sekarang istilahnya lagi di rumah saja jadi kita buat ngisi waktu jadi bikin kerajinan,” kata ulby hand made

Ulby hand made menjelaskan proses pembuatan kerajinan itu diawali dari mencuci sampah plastik bekas sabun cair dan shampo. Setelah dicuci bersih, plastik-plastik itu digunting dengan ukuran yang sudah ditentukan untuk kemudian dirangkai.

Untuk membuat sebuah dompet kecil, Yanti mengungkapkan perlu waktu kurang lebih satu hari. Sementara untuk membuat sebuah tikar, diperlukan waktu setidaknya 3-4 hari.

Yanti menjelaskan bahan baku kerajinan berupa sampah plastik bekas kemasan tersebut didapat dari warung-warung dan juga limbah rumah tangga warga sekitar.

“Bikin ini gampang-gampang susah, susahnya nyari plastiknya ini karena kan harus sama. Kita minta ke warung-warung kalau ada plastik gini minta tolong dikumpulin. Terus juga ke semua warga minta untuk dipilih dulu sampahnya, kalau ada plastik seperti ini mohon dipisahkan,” ungkapnya.

Untuk harganya, kerajinan buatan ibu-ibu/ anak abak ini memiliki nilai jual yang beragam. Dompet berukuran kecil misalnya, dijual seharga Rp 25 ribu, sementara untuk tas berukuran besar dan juga tiker, dijual seharga Rp 150 ribu.

Meski telah lihai membuat aneka kerajinan dari sampah plastik, namun ini mengalami kendala di masalah pemasaran dan juga permodalan. Ulby mengaku kebingungan harus menjual kemana saat stok barang menumpuk.

“Kendalanya itu ketika sudah ada barangnya, sudah jadi, sudah banyak, kami gabisa memasarkan keluar, bingung pemasarannya, itu kendalanya. Untuk sementara ini paling jualnya ke warga sekitar aja,” keluh ulby.

“Pengennya sih ada bantuan dari pemerintah buat bantu memasarkan hasil kreasi kami ini. Kalau bisa juga dikasih bantuan modal juga,” sambungnya.

Ibu-ibu ini diketahui sudah sejak lama membuat kerajinan dari sampah plastik. Namun, di masa pandemi ini, semangat ibu-ibu ini naik berkali-kali lipat karena adanya aturan di rumah saja yang ditetapkan pemerintah.

Ulby mengakui dengan adanya ibu-ibu yang berkreasi membuat kerajinan tersebut sangat berdampak positif selain untuk perekonomian juga untuk lingkungan.
20240504 161311

“Mereka berinisiatif membuat karya dari limbah plastik rumah tangga dan secara tidak sadar mereka juga ikut membantu menjaga lingkungan,” terangnya.

Ia menegaskan untuk membantu memberdayakan ibu-ibu kreatif tersebut, Pemdes sumber jaya telah menyiapkan rencana pembentukan BUMDes (Badan Usaha Milik Desa) dan koperasi.

Nantinya kata Ulby, barang-barang buatan ibu-ibu akan dibeli oleh koperasi yang kemudian dipasarkan ke luar masing masing Daerah dengan bantuan kerjasama dari dinas terkait.

“Kedepan untuk memberdayakan ibu-ibu ini kami menyiapkan rencana akan membuat BUMDes dan membuat wadah seperti koperasi. Jadi nanti produk mereka dibeli dulu oleh koperasi dan baru kita pasarkan hingga ke luar daerah,” tutup Ulby (Red / Mohamad Rizal )