JAKARTA|wartamerdeka.com — SMA Negeri 110 Jl.Bendungan Melayu Kelurahan Tugu Selatan Kecamatan Koja Jakarta Utara.
Disampaikan oleh Guru Pendamping Ibu.Rizky Mutiara Ramdani S.Pd Mengucapkan sangat berterima kasih kepada Direktur Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Jaringan Sinergi Bangun Indonesia (JSBI) Ibu.Yosi Rustiani SH.MH dan tim Paralegal Sdr/i
Saprizal, Haikal Kurniawan, Frisilia Indrianny, dan Joan Ramadani.
Dengan mengadakan Program sosialisasi tentang bulying/perundungan di sekolah kami pada tanggal.1 Oktober 2024
SMAN 110, dari 576 siswa/i kelas 10 dan 11, acara dimulai pukul.08.00 – 12.00WIb, untuk kelas 10 ada 8 kelas dan jumlah siswa/i nya ada 288 siswa/i dan kelas 11 ada 8 kelas dan jumlah siswa/i nya ada 288 siswa/i, yang mana sangat membantu dan mendukung peserta didik kami di sekolah.
Dalam upaya untuk menciptakan lingkungan sekolah yang lebih aman dan mendukung, Peserta didik di berbagai sekolah di Jakarta Utara Program ini bertujuan untuk sosialisasi anti perundungan atau bullying di sekolah-sekolah dan mempromosikan perilaku yang positif juga ramah dalam menyikapi kepada sesama di antara peserta didik di lingkungan sekoah.
Kegiatan Program “Anti Buylling di Sekolah” ini di dukung oleh Kepala Sudin Pendidikan Kota Jakarta Utara Ibu.Heni Nurhayani dan dibantu oleh bapak.Yedi Mulyadi staf seksi SMA untuk kegiatan di berbagai sekolah di daerah Jakarta Utara.
Dan beberapa tim paralegal LBH JSB Indonesia yang mana telah bekerja sama dengan Sudin Disdik JU dan Kepala Sekolah SMAN 110 Bapak Sriyono, M.Pd, M.Si, M.A serta guru pendamping Ibu.Mutiara dari pihak sekolah untuk mengembangkan rencana yang berfokus pada mengurangi tindakan perundungan dan meningkatkan kesadaran akan dampak negatifnya.
Kegiatan Pendidik Sebaya mencakup berbagai metode untuk menyampaikan pesan anti perundungan, seperti penyuluhan, diskusi kelompok, dan presentasi di hadapan seluruh peserta didik. Ini bertujuan untuk menciptakan ruang di mana peserta didik dapat terbuka berbicara tentang pengalaman mereka dan mendapatkan dukungan dari teman-teman sebaya mereka.
Salah satu guru pendamping, Ibu.Rizky Mutiara Ramdani, S.Pd, berbagi pandangannya, “Kami sangat bangga dengan inisiatif peserta didik ini. Mereka tidak hanya belajar tentang isu perundungan tetapi juga belajar untuk berbicara dan mendengarkan satu sama lain dengan penuh pengertian. Ini adalah langkah penting menuju perubahan positif.”
Sosialisasi anti perundungan ini juga melibatkan pihak orang tua, dengan mengadakan pertemuan khusus yang membahas tindakan pencegahan perundungan di rumah dan sekolah. Orang tua diundang untuk mendukung inisiatif ini dan berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang aman bagi anak-anak mereka.
Kegiatan “Anti Buylling Di Sekolah” ini diharapkan dapat membentuk budaya sekolah yang lebih peduli, empati, dan menghargai perbedaan. Dengan kesadaran dan kerjasama dari semua pihak, sekolah-sekolah di Jakarta Utara berharap dapat menjadi tempat yang lebih positif dan inklusif bagi semua peserta didik dilingkungan sekolah nya”. ‘Pungkas Mutiara
Penulis|Wendi-B.Agam
Editor|Manwen.Wmc