banner 728x90
Opini  

Mimpi yang dihancurkan, darah dan air mata di Palestina

Img 20240606 Wa0036~2
banner 120x600

Tragedi, Palestina merupakan tragedi yang berkepanjangan dari abad 19 sampai abad 21. Tragedi ini salah satu tragedi yang banyak memakan korban jiwa, dan korban yang dialami rata-rata adalah anak-anak yang sekitar ribuan nyawa melayang akibat genosida yang dilakukan oleh Zionis Israel. Kelaparan dan kematian akibat genosida menjadi bukti kebiadaban Zionis Israel yang secara sengaja melanggar konstitusi yang diatur Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Dilansir dari SIND NEWS.COM, aturan perang PBB adalah serangkaian prinsip dan hukum yang mengatur penggunaan kekuatan militer oleh negara-negara PBB. Aturan ini bertujuan untuk melindungi warga sipil dan infrastruktur sipil selama konflik bersenjata, serta untuk membatasi dampak buruk konflik pada masyarakat. Namun yang terjadi tidak sesuai dengan yang diatur oleh PBB, penghancuran infrastruktur yang menjadi pusat penting untuk keberlangsungan hidup manusia yaitu rumah sakit dan tempat-tempat pengungsian. Hal ini, menunjukan bahwa Zionis Israel dengan terang-terangan melakukan pelanggaran HAM berat.

Darah dan air mata bercucuran di camp Arafa yang menjadi pusat terakhir pengungsian warga sipil. Berkali-kali serangan yang mengarah ke tempat pengungsian menambah korban, baik anak-anak juga orang dewasa. Tak hanya itu, Benjamin Netanyahu membatasi jalur bantuan melalui daratan, sehinggah akses untuk bantuan kemanusiaan dari seluruh dunia berupa sembako hanya melalui jalur langit menggunakan pesawat. Namun sayang ada beberapa bantuan yang tidak tiba kepada mereka yang hari ini dicekik oleh moncong senjata dan rudal balistik. Hal ini, menyebabkan kelaparan yang berkepanjangan, akibat penghalangan distribusi sembako. Dilansir dari Detikedu.com, defenisi kemanusiaan universal adalah nilai pada manusia yang diantaranya mencakup cinta kasih, keindahan, penderitaan, keadilan, pandangan hidup, tanggung jawab, pengabdian, kegelisahan, dan harapan. Namun hal ini, tidak sesuai yang dirasakan warga Palestina seperti peristiwa yang telah teruraikan di atas.
Agresi yang dilakukan Zionis Israel menghancurkan mimpi-mimpi anak-anak Palestina yang mengakibatkan beribu anak-anak putus sekolah dikarenakan beberapa gedung sekolah yang telah hancur.

Dilansir dari Republika.CO.ID, Moskow citra satelit menunjukkan bahwa sekitar 85,8 persen sekolah di jalur Gaza, termasuk hampir 29 persen sekolah yang dikelolah PBB, rusak sejak 7 Oktober 2023. Hal ini, yang membuat pendidikan anak-anak di Palestina semakin sulit diakses akibat genosida yang terjadi saat ini. Cita-cita yang diimpikan dari sejak sekolah kini telah tiada karena kekurangan akses pendidikan dan tenaga pendidik. Sejauh ini cita-cita anak-anak Palestina ialah mati syahid, hal ini diungkapkan oleh Ustadz Abdul Somad yang dilansir dari Hai Bandung.com, Ustadz Abdul Somad mengulas tentang sebuah survey oleh lembaga internasional yang menyuguhkan gambaran mencengahkan mengenai cita-cita anak-anak Palestina. UAS, menyampaikan dalam survey itu, mereka diberikan kertas dan ditanya, “Apa cita-citamu, wahai anak Palestina?” Jawaban mereka sungguh luar biasa, yaitu keinginan untuk mati syaid. Dengkan ini kita turut apresiasi jawaban yang singkat namun penuh makna, hal ini membuat hampir selurunh dunia berlinang air mata, termaksud penulis.
Akankah perang ini akan berakhir? Sebelum penulis bertanya, pertanyaan ini sudah ditanyakan berulang-ulang kali oleh warga Palestina. Mengawali pertanyaan ini, tentunya perlu adanya solusi diplomatik yang dibangun oleh negara-negara besar, sudah lama pembahasan soal gencatan senjata yang terjadi di Palestina dan Israil dibahas dalam forum internasional. Namun solusi ini dipandang pesimistis sebagai hal yang sia-sia. Adapun solusi lain dari Usaha-usaha yang dilakukan berbagai negara untuk dimasukannya Palestina menjadi anggota PBB agar kedamain dan keadilan bagi warga Palestina terealisasi.

Dilansir dari CNBC Indonesia, Majelis Umum PBB manyatakan bahwa Palestina memenuhi syarat menjadi anggota penuh PBB. Hasil rapat kemudian diteruskan sebagai rekomendasi ke Dewan Keamanan PBB. Berikut rincian bagamana setiap negara memberikan suara di PBB di New York City pada jumat, 10 Mei 2024, dikutip dari Al-Jazeera. Sebanyak 143 negara yang setuju. Namun hal ini tidak sesuai dengan ekspektasi, warga palestina masih dihantui oleh suara pesawat, anggota militer, dan rudal-rudal yang selalu berjatuhan serta membuat pertumpahan darah.
Sebenarnya berkaitan dengan keterlibatan palestina menjadi anggota PBB itu tidak menghendaki bahwa Palestina itu dijamin aman. Menurut Ahmad Gani Pelupesy, genoside yang dilakukan oleh Israel atas Palestina dapat diselesaikan dengan persatuan seluruh negara-negara yang berperikemanusiaan. Hal ini dikarenakan oleh upaya dehumanisasi Israel untuk menghabiskan seluruh warga negara Palestina dengan tujuan mengambil alih wilayah Palestina untuk dijadikan sebagai bagian dari negara Israel. Sehingga keterlibatan selurunh negara-negara untuk memerangi Israel dapat menjadi solusi terbaik atas kemerdekaan Palestina. Hal ini sependapat dengan penulis.
Seruan aksi kemanusiaan terhadap Palestina sampai saat ini masih disuarakan, Indonesia adalah salah satu negara yang mengecam keras tindakan yang tidak berprikemanusiaan, aksi-aksi baik dari mahasiswa juga masyarakat terus terjadi di berbagai daerah untuk menyuarakan kemanusiaan serta gencatan senjata, agar tidak lagi memakan korban jiwa. Sikap Indonesia tentunya ke Palestina, hal ini diungkapkan oleh Menteri Luar Negeri, dilansir dari CNBC Indonesia, Retno Marsudi mengatakan dalam forum PBB Indonesia tidak memiliki hubungan diplomatik dengan Israel. Indonesia juga melarang pengibaran bendera dan menyanyikan lagu lebangsaan Israel di Tanah Air. Bukan hanya di Indonesia saja yang melakukan aksi kemanusiaan, tetapi berbagai negara yang ada di dunia juga turut perihatin atas penindasan yang terjadi di Palestina. Seruan aksi kemanusiaan juga salah satu solusi agar menyadarkan manusia seluruh dunia bahwa genosida yang terjadi di Palestina merupakan kematian dan kelaparan yang berkepanjangan.

Penulis harap dengan adanya tulisan ini seluruh dunia dapat merasakan penderitaan yang dialami warga Palestina, dengan beribu-ribu korban jiwa yang berjatuhan, anak-anak putus sekolah, keluarga yang ditinggalkan, serta kematian yang berkepanjangan. Harapan penulis semoga dengan adanya tulisan ini dapat menjadi sumber informasi bahwa penderitaan belum selesai sampai saat ini. Mengakhiri tulisan ini penulis mengharapkan doa serta dukungan yang tak ada hentinya kapada saudara/i kita yang ada di Palestina. Semoga orang-orang yang telah wafat ditempatkan di surganya Allah. Swt Tuhan yang Maha Esa. “Free Palestine”.

Oleh: Muhammad Mujizad Mandea (Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia Universitas Khairun Ternate)

Penulis: Muhammad Mujizad MandeaEditor: Harun Gafur