banner 728x90

Pendiri SWI Dimodusin Penipu dengan VIDEO AI: Waspada Rekaman Video Call Jadi Senjata Baru Kejahatan Digital

Screenshot 2025 06 11 12 11 49 73 6012fa4d4ddec268fc5c7112cbb265e7
banner 120x600

Jakarta|wartamerdeka.com – Salah seorang Pendiri Sekretariat Wartawan Indonesia (SWI), yang dikenal aktif dalam dunia literasi dan pendidikan jurnalistik, menjadi sasaran penipuan berbasis teknologi kecerdasan buatan (Artificial Intelligence/AI). Modusnya: rekaman video call yang kemudian dimanipulasi untuk menipu pihak lain atas nama korban.

Kejadian tersebut dilaporkan terjadi pada Senin, 9 Juni 2025, dan menjadi peringatan penting terhadap meningkatnya ancaman kejahatan digital dengan teknologi canggih. Nomor pelaku yang digunakan dalam modus ini tercatat sebagai 0813-7033-6090, mengatasnamakan Aiko Atmodiningrat.

Korban yang juga mantan Ketum SWI ini, menceritakan bahwa penipuan dijalankan oleh dua pelaku dengan peran berbeda. Pelaku pertama menyamar menggunakan nama dan foto profil korban di nomor WhatsApp baru, menghubungi kontak-kontak korban untuk memberitahu pergantian nomor.

“Awalnya ada WA masuk dari akun yang memakai nama dan foto saya, bilang kalau ini nomor baru saya. Tapi cara bicara dan polanya janggal,” ujar korban saat dikonfirmasi, Selasa siang

Pelaku kedua lalu mengirim pesan ke nomor asli korban dengan berpura-pura sebagai rekan jurnalis. Ia meminta izin melakukan video call singkat dengan alasan profesional.

Dalam panggilan tersebut, wajah korban direkam secara diam-diam, kemudian videonya dimanipulasi menggunakan teknologi AI.

“Mereka potong-potong video dari panggilan itu. Disisipkan suara lain. Jadi ketika mereka hubungi calon korban lain, wajah saya seolah berbicara padahal suara dan maksudnya bukan saya,” terang Aiko.

Dalam aksi lanjutan, para penipu menggunakan rekaman video call dengan wajah asli yang direkan itu untuk menghubungi kenalan korban dan berpura-pura membutuhkan bantuan, biasanya berupa transfer uang atau bantuan logistik.

Saat calon korban merasa janggal karena suara yang terdengar tidak cocok, pelaku menjawab santai, “Iya, suaramu juga beda.”

Korban menduga pelaku menggunakan rekaman video call yang saat itu berlatar belakang mobil pribadi sehingga seperti tampilan video terlihat alami dan tidak mudah dicurigai.

“Kalau kamu dicurigai, mereka akan bilang jaringan buruk atau sengaja buat putus-putus,” tambahnya.

Aiko menyarankan ketika divideo call agar meminta kepada penelpon penipu untuk mengarahkan ke lokasi lain jangan hanya wajah sehingga video editing tersebut tidak bisa lagi lanjut untuk aksi penipuan.

Peringatan untuk Jurnalis dan Masyarakat Umum

Modus penipuan ini dinilai berbahaya karena menyasar lapisan profesional, termasuk jurnalis, akademisi, bahkan aktivis sosial.

Ia mengimbau agar semua pihak ekstra hati-hati bila menerima video call dari nomor baru—terlebih jika disertai permintaan pribadi atau finansial.

Pihak SWI tengah menyusun panduan darurat keamanan digital untuk para anggotanya, dan mengimbau masyarakat untuk tidak langsung percaya pada wajah yang muncul di layar, namun tetap melakukan verifikasi identitas secara menyeluruh melalui jalur resmi.

Kasus ini telah dilaporkan ke kepolisian. Nomor pelaku, 0813-7033-6090, sedang dalam pelacakan oleh tim siber.

Ahli keamanan digital menyarankan masyarakat untuk segera mengaktifkan verifikasi dua langkah di aplikasi WhatsApp dan tidak sembarang menerima video call dari nomor tidak dikenal. ( Ril )

( MOH.SANGKUT )                                          Editor.Manwen.Wmc