banner 728x90

Mahasiswa praktek lapangan prodi IPS Unutara; Ungkap korelasi ontologis dan epistimologis pendidikan sebagai instrumen uji kepetuhan berlalulintas di Kota Ternate

Praktek Lapangan Unutara 22 Mei 2024 01
Foto: (Mahasiswa disaat praktek lapangan di lampu merah toboko ternate/nabil)
banner 120x600

WMC I TERNATE – Mahasiswa Program studi pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS), Fakultas Inovasi Pendidikan Universitas Nahdlatul Ulama Maluku Utara (UNUTARA), melaksanakan praktek lapangan pada mata kuliah Filsafat Pendidikan, mengungkap adanya korelasi secara ontologi dan epistimologi pendidikan sebagai instrumen uji kepatuhan berlalulintas di kota ternate, praktek lapangan yang dilaksanakan mulai pada pukul: 10.00-12.20 WIT, itu berjalan sesuai  harapan dosen pendamping dan mahasiswa praktikan yang juga menemukan beberapa hal penting dari hasil pentauan media wartamerdeka.com, Rabu, (22/5/2024).

Disela-sela kegiatan praktek lapangan, yang berlokasi di perempatan lampu merah kelurahan toboko dan mangga dua Kota Ternate, mahasiswa menemukan adanya korelasi yang dalam hipotesis terbaru antara pengguna jalan yang menggunakan kendaraan roda dua maupun roda empat disaat berlalulintas, seperti diungkapkan oleh salah satu mahasiswa praktek lapangan (Nabil) menyampaikan, “kami menemukan dan menyaksikan adanya beberapa pengendara yang melanggar aturan lalulintas, bahkan ada yang masih menerobos larangan (lampuh merah) yang merupakan tanda berhenti sementara, hal itu tentunya pengendara tidak patuh terhadap lalulintas, padahal dari pantauan kami sala satu pengendara yang melanggar atauran itu meruapakan pegawai kantoran yang dilihat dari atribut yang digunakan, itu hipotesis kami. Olehnya itu hal ini menunjukkan bahwa dalam ontologi pendidikan dan epistimologi pendidikan tidak ada jaminan dengan status pendidikan seseorang itu lebih tinggi maka akan lebih baik pula perilaku dan tindakannya  yang diperbuat”,  makanya ada satu filosofi yang membuat saya semakin percaya akan kebenarannya yaitu; “adab lebih penting dari pada Ilmu pengetahuan”.

Terpisah dosen pendamping praktek lapangan, Harun Gafur di sela-sela pendampingan terhadap mahasiswa menyampaikan; “Memang praktek lapangan mata kuliah filsafat pendidikan hari ini adalah bagian penting dari uji teori yang sudah dipelajari dalam ruang kelas, sehingga hal ini berkaitan langsug dengan variabel penting dalam filsafat pada dimensi ontologi, epistimologi, dan aksiologi pendidikan ilmu sosial, menurutnya mahasiswa tidak hanya belajar teori di dalam kelas tetapi mereka mampu menemukan dan menganalisis peristiwa-peristiwa social dilapangan yang menjadi objek pengetahuan secara kontekstual sesuai amat kurikulum merdeka belajar kampus merdeka, sehingga harapan dengan adanya kuliah/praktek lapangan ini mahasiswa sendiri mampuh menemukan hal baru, dan melahirkan gagasan serta pengetahuan baru yang nanti menjadi rujukan mahasiswa sebagai instrumen dalam penyelesaian problem sosial dilingkungan masyarakat. ” ungkap_run,/sapaan akrabnya. (wmc/red)