banner 728x90

Terancam Mata pencarian Nelayan Sungai Danau Lancang, Disebabkan Sungainya Sekarang Tercemar Limbah Pabrik

Polish 20240611 122200954
banner 120x600

Kampar Riau, Wartamerdeka.com -Semenjak berdirinya Pabrik Kelapa Sawit (PKS) PT, Makmur Palma Lestari (MPL) Dan PT Multi Argo Sentosa (MAS) Sungai di Desa Danau Lancang Kecamatan Tapung Hulu Kabupaten Kampar Provinsi Riau sudah sering ikan mati di sungai, Hal tersebut diduga disebabkan karena limbah Pabrik Kelapa Sawit.

Hal tersebut diungkapkan oleh salah seorang tokoh masyarakat Desa Danau Lancang, Zukri didalam pertemuan dengan pihak PT MPL dan PT MAS dikantor Bupati Kampar, Senin siang 10 juni 2024).

Diterangkan lebih lanjut oleh Zukri, banyak ikan mati yang disebabkan oleh limbah pabrik dan berdampak langsung kepada para nelayan kami di Desa Danau Lancang. “Para nelayan kami tidak bisa lagi mencari ikan di sungai. Kalau ada ikan yang tersisa Yang Masih hidup, Dan kami takut untuk memakan nya.

Tercemarnya sungai di Desa Danau Lancang juga berdampak luas kepada masyarakat, Karena kehidupan masyarakat Danau Lancang 30 % hidupnya berada di sungai. Ikan mati di sungai sudah sering terjadi, ungkap Zukri.

Kami minta kepada PT MPL dan PT MAS untuk bisa membayar kerugian nelayan kami yang tidak bisa lagi menangkap ikan di sungai. Begitu juga 30 % masyarakat Danau Lancang yang kebutuhan hidupnya Ketergantungan dengan sungai, warga kami Sangat berdampak dengan tercemarnya sungai oleh limbah.

Dalam Pertemuan Tersebut Turut Hadir Perwakilan Dari Polres Kampar Yang diwakili oleh Kasat Reskrim Polres Kampar AKP Elvin Septian Akbar, Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Kampar Yuricho Efril disaat memimpin pertemuan dengan masyarakat Danau Lancang dengan PT MPL dan PT MAS mengatakan, Kami telah mengambil sampel air sungai Dumai dan sungai Lindai di Desa Danau Lancang.

Diterangkan lebih lanjut oleh Yuricho Efril, sampel air sungai langsung dikirim ke Provinsi karena kita DLH Kampar tidak punya Labor. Hasil Labor nya sudah keluar dan fakta yang kita temukan perubahan warna air, air berbau dan ikan banyak ditemukan mati di sungai tersebut.

Kami tidak bisa memastikan tercemarnya air sungai disebabkan oleh perusahaan A atau B. Dari hasil sampel

kami ditemukan adanya kesalahan dan pelanggaran oleh perusahaan dan kami tidak bisa membuktikan ikan mati karena hal tersebut, ungkap Kadis DLH Kampar.

Apa yang terjadi dengan masyarakat Danau Lancang adalah musibah yang tidak kita inginkan. Masyarakat menginginkan adanya kepedulian dari perusahaan, terang Yuricho Efril.

Dalam Pantauan Media di ruangan rapat kantor Bupati Kampar, bahwa pertemuan tersebut akan dilanjutkan sore ini juga antara Masyarakat pihak PT MPL dan PT MAS serta di fasilitasi oleh DLH Kampar. (Tim)

Editor: AN