WMC ||Surabaya – Ratusan mahasiswa dan lapisan elemen masyarakat menggelar aksi penolakan atas rencana revisi Undang-Undang (UU) Pilihan Kepala Daerah (Pilkada), Mereka menggelar aksinya di Kantor DPRD Jawa Timur, Jumat (23/8/24).
Selain itu mahasiswa juga membawa sejumlah spanduk dan poster berisi beberapa tuntutan diantaranya , penolakan terhadap, revisi UU Pilkada. Mereka juga menuliskan kekecewan kepada Presiden Joko Widodo.
massa membentangkan spanduk didepan kantor DPRD Jatim. (doc/bs)
Merespon aksi mahasiswa, petugas keamanan Gabungan TNI Polri telah bersiaga sejak pagi hari. Ratusan petugas dan puluhan kendaraan Brimob bersiap mengawal aksi mahasiswa di Gedung DPRD Surabaya.
Guna menjaga keamanan selama berlangsungnya demo mahasiswa , Ratusan aparat kepolisian di siagakan guna mengantisipasi hal- hal yang tidak di inginkan.
Anggota Kepolisian Polrestabes Surabaya menerjunkan personilnya yang terbagi di sejumlah titik di antaranya Kantor DPRD Provinsi (Jatim) 1.038 anggota, Gubernur kami siagakan 90 personel, kemudian di (Gedung Negara) Grahadi 265 personel
Pada kesempatan ini Presiden BEM Unair, Aulia Thaariq Akbar mengatakan, tuntutan massa aksi adalah, mengawal putusan Mahkamah Konstitusi (MK) nomor 60 dan 70, terkait ambang batas dan syarat usia pencalonan.
“Masih mengikuti yang di pusat (Jakarta), mahasiswa dan buruh mendesak DPR RI dan Pemerintah untuk membatalkan rencana revisi UU Pilkada dan mematuhi putusan MK kemarin,” kata Aulia. Kemudian, lanjut dia, demonstran juga mendesak agar Komisi Pemilihan Umum (KPU) segera memasukan putusan MK terkait ambang batas dan syarat usia pencalonan, itu ke Peraturan KPU (PKPU).
“Lalu mendesak DPR dan Pemerintah menjaga marwah demokrasi dan konstitusi. Alarm peringatan darurat ini sebagai peringatan, konstitusi tidak boleh dibajak seperti ini lagi,” ujar dia.
Selain itu di ketahui, Hingga pukul 14.15 WIB, massa aksi yang terdiri dari berbagai mahasiswa dan elemen masyarakat , belum juga ditemui anggota DPRD Jatim. Lemparan botol air minum pun sempat terjadi lantaran teriakan para mahasiswa agar anggota Dewan keluar tak kunjung direspon. (gtt)