banner 728x90

Tanggapi Pembentukan 6 DPC, Eksponen GMNI di Sultra: Itu Diakali untuk Kepentingan Kongres

Img 20250302 Wa0038
banner 120x600

 

WMC|| Baubau – Jumaldin salah satu eksponen Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) di Sulawesi Tenggara (Sultra) menanggapi adanya pembentukan cabang-cabang baru GMNI di Sultra oleh Kubu Imanuel-Sojarhi yang justru diduga diakali tanpa proses hanya untuk kepentingan kongres.

Dari pantauan Jumaldin, ada 6 Cabang atau Dewan Pimpinan Cabang (DPC) GMNI baru yang dibentuk di Sultra dengan status carateker. Cabang-cabang itu adalah (1) DPC GMNI Konsel, (2) DPC GMNI Konawe, (3) DPC GMNI Kolaka Utara, (4) DPC GMNI Bombana, (5) DPC GMNI Muna Barat, (6) DPC GMNI Buton Raya.

Ada beberapa hal yang disebutkan Jumaldin mengenai pembentukan cabang-cabang tersebut yang menurutnya tidak memiliki daerah Kabupaten atau Kota serta tidak potensial untuk berdiri tegak.

“Dalam AD/ART GMNI disebutkan bahwa ‘Apabila dalam satu Kabupaten/Kota terdapat satu Perguruan Tinggi maka dapat membentuk 1 DPC GMNI’, disisi lain, DPC adalah tingkatan organisasi yang berada Kabupaten/Kota. Tapi ada DPC yang dibuat tidak berlandaskan itu, hanya sekedar dibuat untuk kentingan kongres,” ujarnya, Selasa (25/2/2025).

Lanjut Jumaldin, ada pula DPC GMNI siluman, yakni; DPC GMNI Buton Raya. Kata dia, mengapa dikatakan siluman? Itu karena DPC itu tidak memiliki Kabupaten/Kota atau dengan kata lain di Sulta tidak ada yang namanya Kabupaten/Kota Buton Raya.

“Saya katakan bahwa DPC GMNI Buton Raya adalah DPC GMNI Siluman karena tidak ada yang namanya Kabupaten atau Kota dengan nama Buton Raya, sementara DPC harus berada pada tingkatan Kabupaten/Kota. Kalau tidak ada Kabupaten/Kota-nya, apa layak disebut sebagai DPC sungguhan? Inikan lucu!,” imbuhnya.

Jumaldin juga memberikan penjelasan mengenai cabang-cabang tersebut, yang mengherankan, kata dia, DPC-DPC itu dipimpin oleh orang-orang yang berasal dari DPC GMNI Kendari dan adapula mantan Ketua DPD GMNI SULTRA yang menjadi Ketua DPC GMNI Bombana.

“Saya merasa heran sekali, DPC DPC itu dipimpin oleh orang-orang yang ber-GMNI di Kendari dan telah menyelesaikan studinya. Yang lebih mengherankan lagi mantan Ketua DPD GMNI Sultra turun kasta yang menjabat sebagai Ketua DPC GMNI Bombana. Apakah tidak ada orang lain?,” jelasnya.

Selain itu, Jumaldin menambahkan ada beberapa cabang yang tidak potensial untuk berdiri tegak dan tidak akan bertahan lama karena tidak didukung oleh Mahasiswa di Perguruan Tinggi itu dengan kampus yang kadang meminjam Gedung Sekolah SMA. Cabang itu yakni; DPC GMNI Bombana, DPC GMNI Konsel, DPC GMNI Kolaka Utara, dan DPC GMNI Muna Barat.

Dukungan mahasiswa yang dimaksud Jumaldin adalah jumlah mahasiswa yang sedikit dan rata-rata sudah bekerja serta sudah berkeluarga, Jadi, kata dia, itu tak akan mungkin bertahan lama, lagi pula kebanyakan dari orang disana lebih memilih berkuliah diluar dari daerah itu.

“Banyak orang berkuliah diluar dari daerah itu. Kondisi mahasiswanya sedikit dan sudah bekerja serta berkeluarga menjadikan ditempat itu, tidak potensial untuk bentuk DPC GMNI. Organisasi Cipayung lainnya, untuk di daerah Bombana tak berani bangun organisasinya karena mereka akan berbicara ketahanan organisasi dalam jangka panjang,” tambahnya.

Catatan penting dari pembentukan 6 DPC GMNI dengan status carateker itu, kata Jumaldin hanya dibuat untuk kepentingan Kongres GMNI kedepannya.

Pembentukan itu pula kata Jumaldin, hanya mempertontonkan ketidakcerdasan para pembuatnya dalam beroganisasi apalagi hal ini diperlihatkan dipublik.

“Saya saja di GMNI yang baru saja PPAB, diajarkan ‘bagaimana untuk memahami aturan GMNI secara teori dan itu harus berada diuar kepala’. Mereka saja yang sudah lama berkader dan telah mengikuti jenjang KTD, mala mempertotonkan ketidakcerdasannya dalam ber-GMNI demi kepentingan Kongres,” pungkasnya. (red/gat)