JAKARTA – Krisis pangan bisa memgancam Indonesia membuat Kementerian Pertanian (Kementan) menggenjot produksi beras untuk menjaga ketersediaan pangan dalam negeri.
Oleh sebab itu, Kementan melakukan refocusing anggaran khusus meningkatkan produksi padi dan jagung pada 2024 dengan jumlah anggaran Rp 7,74 triliun.
Awalnya dalam agenda Rapat Kerja Komisi IV DPR RI dengan Kementerian Pertanian di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta Pusat, Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan bahwa produksi beras nasional turun pada 2023. Mengutip data BPS, produksi beras disebut turun dari 31,54 juta ton pada 2022 menjadi 31,1 juta ton.
Sebagai antisipasi berlanjutnya fenomena penurunan produksi beras pada 2024, Kementan berupaya melakukan peningkatan produksi 31 juta ton padi atau beras termasuk jagung.
“Untuk itu beras pada 2024 ditargetkan sebesar 32 juta ton,” ucap Amran yang disiarkan di TV Parlemen, Rabu (13/3/2024).
Ia kemudian menjelaskan agar target produksi 32 juta ton beras itu tercapai, Kementan melakukan refocusing anggaran.
Sebanyak Rp 7,74 triliun digelontorkan pihaknya untuk mendukung program akselerasi padi dan jagung pada 2024.
“Refocusing anggaran ini tidak mengubah total pagu dan komposisi anggaran per program kementerian pertanian,” tegasnya.
Di sisi lain, Amran juga menjelaskan bahwa pihaknya menargetkan produksi jagung 16,6 juta ton pada 2024. Sejumlah komoditas lainnya adalah kedelai 300 ribu ton, aneka cabai 3 juta ton, bawang merah 1,74 juta ton, bawang putih 46 ribu ton, kopi 818 ribu ton, kakao 694 ribu ton, tebu 39,45 juta ton, kelapa 2,9 juta ton, daging sapi 44,44 ribu ton, serta daging ayam 4 juta ton.