Tangerang, – M. Atim Matoy pemilik usaha industri tempe yang mana usahanya adalah sebagai generasi penerus dari usaha milik keluarga. Sejak tahun 2015 sampai dengan saat ini usaha industri tempe sepenuhnya ditangani sendiri dengan 4 orang karyawan dan beberapa reseller.
Untuk promasih berjalan dengan setabil dan tetap berjalan seperti biasa sampai saat ini dan untuk usahanya yang berlokasi di kp jengkol RT 07 RW 01 Pasir gadung Kecamatan cikupa kabupaten Tangerang Banten pada hari Selasa 07 Mei 2024 .
M Atim Matoy Menyampaikan dengan meneruskan usaha pengrajin tempe milik orang tuanya ini yang allhadulilah masih tetap berjalan walau pun cuman perhari membuat tempe dengan bahan baku kacang kedelai nya satu kuintal menjadi tempe dan sudah bisa di jual ke pelanggan yang sudah terjalin baik dengan nya dan juga ke setiap warung warung yang dimana pun.
Cara pengelolahan tempe yang diawali mulai dari:
1.Biji kedelai dicuci dengan air yang mengalir.
2.Biji kedelai yang sudah bersih ke dalampanci berisi air, kemudian direbus selama 30 menit atau sampai mendekati setengah matang.
3. Kedelai yang sudah direbus direndam selama semalam hingga menghasilkan kondisi asam.
4. Keesokan harinya, kulit arinya dikupas. Caranya, kedelai dimasukkan ke dalam air, kemudian remas-remas sambil dikuliti hingga akhirnya didapatkan keping-keping kedelai.
5. Keping kedelai dicuci sekali lagi, dengan cara yang sama seperti mencuci beras yang hendak ditanak.
6.Keping kedelai dimasukkan ke dalam dandang lalu ditanak, mirip seperti menanak nasi.
7.Setelah matang, angkat, lalu dihamparkan tipis-tipis di atas tampah. Ditunggu sampai dingin, airnya menetes habis, dan keping kedelai mengering.
8.Proses selanjutnya adalah menambahkan ragi. Pemberian ragi pada kedelai dicampurkan sambil diaduk hingga merata. Ukurannya, 1 kg kedelai menggunakan sekitar 1 gram ragi.
9. Bungkus kedelai yang sudah bercampur rata dengan ragi menggunakan daun pisang atau plastik.
10. Peram bungkusan kedelai. Bila pembungkusnya berupa plastik, pemeraman dilakukan di atas kajang-kajang bambu yang diletakkan pada rak-rak. Bila pembungkusnya berupa daun, pemeraman dilakukan pada keranjang bambu yang ditutup goni.
11.Sesudah diperam semalaman, dilakukan penusukan dengan lidi. Tujuannya agar udara
segar dapat masuk ke dalam bahan tempe.
12. Peram lagi semalaman, keesokan harinya tempe yang dibuat telah jadi dan siap dikonsumsi..Tutup M Atim Matoy Pemilik Pengrajin Tempe.
bu Karnia ketua UMKM Mandiri juga menjelaskan dan berharap kepada para pelaku usaha kecil menengah supaya bisa memilik dengan sertifikasi logo halal yang selama ini saya jalankan dengan umkm mandiri yang mana para pelaku usaha yang sudah menjadi anggota umkm mandiri memiliki seerifikasi logo halal dan juga spanduk usaha nya masing masing yang di jalankan nya oleh pelaku usaha tersebut..Himbaunya Ketua Umkm Mandiri Bu Karnia. (Apang supriyadi)