WMC || SURABAYA, Dunia pendidikan Jawa Timur (Jatim) kembali menyoroti mutasi kepala sekolah tanpa ada alasan yang tidak masuk akal dan tidak ada transparan. Saat ini, dialami kepala Sekolah SMAN 10 Surabaya baru menjabat 1 tahun dari 10 bulan sudah mengalami mutasi kembali oleh Dinas Pendidikan Jawa Timur.
Hal inilah menjadi dasar, Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Jatim mengencam keras kebijakan mutasi kepala sekolah tidak transparan dan tidak jelas parameternya. Mengingat, kinerja kepala sekolah SMAN 10 Surabaya sangat bagus dan mampu membawa siswa – siswi berprestasi di ajang bergengsi tingkat nasional maupun internasional.
Ketua MAKI Jatim sekaligus Ketua IKA SMAN 10 Surabaya Heru Satriyo menegaskan bahwa kebijakan mutasi kepala sekolah dianggap tidak transparan dan tidak jelas parameternya. Menurutnya, mutasi tersebut seharusnya didasarkan pada prestasi, bukan malah memindahkan kepala sekolah berprestasi ke daerah terpencil.
“Kami sangat pertanyakan dasar penilaian untuk mutasi ini karena tidak jelas. Bahkan, prestasi seharusnya mendapat promosi, bukan dimutasi ke daerah gunung,” ujarnya saat diwawancarai wartawan Nusantara Abadi News di lorong SMAN 10 Surabaya, Jumat, (18/10/2024).
Heru menegaskan bahwa penyegaran dan pemerataan seharusnya memperhitungkan prestasi kepala sekolah, bukan hanya memindahkan 1-3 orang secara acak.
“Alumni SMAN 10 siap bergerak untuk mempertanyakan kebijakan ini kepada pihak berwenang, karena merasa ada sesuatu yang janggal dibalik keputusan tersebut,” Heru, Alumni SMAN 10 Surabaya.
Heru menyoroti integritas penilaian dan jaminan peningkatan prestasi menjadi hal yang perlu diperhatikan oleh Dinas Pendidikan Jatim.
“Saya mempertanyakan apakah Dinas Pendidikan bisa menjamin kepala sekolah yang dimutasi dapat meningkatkan prestasi sekolah baru. Jangan sampai sekolah dengan segudang prestasi malah terkena dampak negatif dari kebijakan tidak jelas,” ungkapnya.
Heru menekankan bahwa pentingnya mempertahankan dan meningkatkan prestasi sekolah, seperti lomba karya ilmiah atau lainnya.
“Kami akan terus memantau perkembangan prestasi nasional maupun internasional untuk menjaga agar kebijakan mutasi ini tidak merugikan sekolah-sekolah berprestasi,” tutur dia.
Ketua Komisi Nasional Pendidikan (Komnasdik) Jawa Timur Kunjung Wahyudi juga menyoroti proses mutasi kepala sekolah ini menyalahi aturan. Menurutnya, mutasi yang dialami kepala sekolah SMAN 10 ini baru menjabat selama 1 tahun 10 bulan, padahal menurut Permendikbud 2021 masa jabatan kepala sekolah seharusnya 4 tahun sebelum mutasi dapat dilakukan.
“Ini jelas menyalahi aturan, harusnya mutasi ini bisa dianulir atau dibatalkan,” ucap dia.
Kunjung menuturkan bahwa siswa, guru, orang tua hingga komite sekolah menolak keputusan mutasi tersebut.
“Kami mempertanyakan dasar penilaian yang digunakan dalam pemindahan ini, sebab sekolah yang dipimpin merupakan sekolah berprestasi,” imbuh Kunjung.
Kunjung menegaskan bahwa penting evaluasi menyeluruh terhadap kinerja kepala sekolah agar tidak ada pemindahan yang dilakukan tanpa alasan jelas.
“Kedepan, pemindahan kepala sekolah harus didasarkan pada kinerja bukan berdasarkan suka atau tidak suka,” urainya.
Sejalan, Irvina Siswi Kelas XII SMAN 10 Surabaya sekaligus anggota Ekstrakurikuler Karya Ilmiah Remaja menyampaikan bahwa kami sangat sedih atas kabar mutasi kepala sekolah mereka.
Menurutnya, kepala sekolah tersebut telah memberikan dukungan penuh kepada para siswa untuk meraih prestasi baik tingkat nasional maupun internasional.
“Kami dari pihak siswa prestasi sangat sedih ketika dikabarkan kepala sekolah dimutasi. Padahal, kepala sekolah kami sangat mensupport untuk menjadi siswa berprestasi,” tukas Irvina.
Irvina menuturkan, dibawah kepemimpinan kepala sekolah tersebut, sejumlah siswa telah berhasil mengukir prestasi membanggakan.
“Salah satu contohnya adalah pencapaian medali di ajang internasional seperti di Malaysia. Bahkan, siswa SMAN 10 dijadwalkan akan kembali berkompetisi di Bali pada 5 November mendatang, bersaing dengan peserta dari berbagai negara,” tutur dia.
“Dukungan kepala sekolah kami sangat berarti dalam pencapaian ini,” lanjut Irvina.
Irvina bersama teman ini kami merasa kehilangan besar bagi para siswa yang merasakan dampak langsung dari kepemimpinannya beliau,” pungkasnya. (gat)