banner 728x90

Tahun Berganti, Aspal Tak Diperbaiki: Nyawa Warga Terancam di Lintas Petapahan

Img 20251228 Wa0145
banner 120x600

KAMPAR, RIAU, Wartamerdeka.com – Jalan Lintas Gelombang Petapahan di Kecamatan Tapung, Kabupaten Kampar. kembali menegaskan satu fakta pahit: negara belum hadir secara utuh melindungi keselamatan warganya. Ruas jalan provinsi yang seharusnya menjadi urat nadi transportasi itu kini berubah menjadi lintasan berbahaya, penuh lubang besar yang tertutup genangan air, bahkan sampai menelan korban.

Img 20251228 Wa0146

Kondisi jalan yang oleh warga dijuluki “jalan seribu lobang” ini bukan kerusakan musiman.

Kerusakan berlangsung bertahun-tahun, tanpa perbaikan permanen, meski jalur ini dilalui kendaraan berat, angkutan logistik, hingga masyarakat umum setiap hari.

Screenshot 20251228 175200

Ketua LPPNRI Kabupaten Kampar, Daulat Panjaitan, menyebut situasi ini sebagai bentuk kelalaian serius pemerintah daerah dan provinsi.

“Ini bukan sekadar jalan rusak, ini jebakan maut. Lubang tertutup air, pengendara tidak bisa menghindar. Sudah banyak kendaraan rusak, kecelakaan terjadi, bahkan korban jiwa sudah ada,” kata Daulat, Minggu (28/12/2025).

Daulat mempertanyakan kinerja Dinas PUPR Provinsi Riau yang dinilai gagal menjalankan tanggung jawab dasar pelayanan publik.

APBD Provinsi Riau besar, setiap tahun dibahas dan disahkan. Tapi kenapa jalan vital seperti ini dibiarkan rusak dari tahun ke tahun? Di mana prioritasnya?” ujarnya.

Menurut Daulat, perbaikan yang selama ini dilakukan jika ada hanya bersifat tambal sulam, cepat rusak kembali dan tidak menyentuh akar persoalan struktur jalan.

Kalau pemerintah hanya datang menambal, lalu pergi, itu bukan solusi. Itu pembiaran yang dikemas sebagai kerja,” tegasnya.

Situasi ini dinilai semakin ironis karena terjadi di tengah meningkatnya arus kendaraan menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru, saat mobilitas masyarakat meningkat tajam dan risiko kecelakaan semakin tinggi.

Pemerintah jangan menunggu daftar korban bertambah panjang. Keselamatan warga bukan statistik, tapi kewajiban negara,” tambah Daulat.

Ia menegaskan, apabila Pemerintah Provinsi Riau tidak mampu atau tidak serius, maka sudah sepatutnya pemerintah pusat mengambil alih penanganan ruas jalan tersebut.

Jangan jadikan rakyat sebagai korban kelalaian birokrasi. Kalau provinsi tak sanggup, serahkan ke pusat,” katanya.

Jalan Lintas Gelombang–Petapahan merupakan jalur strategis penghubung wilayah dan distribusi ekonomi di Kabupaten Kampar. Namun hingga kini, tidak ada tenggat waktu jelas, tidak ada pernyataan resmi, dan tidak ada jaminan keselamatan dari pemerintah. Di ruas jalan ini, aspal yang hancur telah berbicara lebih keras daripada janji-janji pembangunan. (Tim)