JAKARTA – Biasa disapa dengan panggilan Bamsoet. Bambang Soesatyo merupakan Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) RI Periode 2019-2024. Pria kelahiran Jakarta, 10 September 1962 ini merupakan politisi dari Partai Golongan Karya (Golkar).
Bamsoet, sapaan akrab Bambang Soesatyo ini menempuh pendidikan dasar dan tinggi di Jakarta. Dia pernah bersekolah di SMA Negeri 14 Jakarta Timur dan melanjutkan S1 di Sekolah Tinggi Ekonomi Indonesia, Jakarta. Selanjutnya, Bamsoet mengambil gelar master di IM Newport Indonesia, Amerika Serikat.
Sejak muda, Bamsoet terlibat aktif di berbagai organisasi. Dia pernah menjadi Ketua Umum Senat Mahasiswa Akademi Akuntansi Jayabaya, Ketua Umum Badan Perwakilan Mahasiswa, Pemimpin Redaksi Majalah Universitas Jayabaya, dan Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Perguruan Tinggi Swasta se-Indonesia.
Selain itu, Bamsoet pernah menjadi Pimpinan Umum Majalah HMI Cabang Jakarta, Wakil Sekretaris Koordinasi Komisariat HMI Universitas Jayabaya, Wakil Sekjen PB HMI, Ikatan Pers Mahasiswa, serta Ketua Umum Organisasi Mahasiswa Mapussy Indonesia.
Karier profesionalnya dimulai di bidang jurnalistik sebagai wartawan pada usia 23 tahun. Bamsoet merupakan wartawan Harian Umum Prioritas, lalu berpindah ke Majalah Vista. Bamsoet lalu menjadi Pemimpin Redaksi Majalah Info Bisnis pada usia 29 tahun.
Sementara itu, karier Bamsoet di dunia politik bermula sejak ia menjadi aktivis AMPI, organisasi sayap Partai Golkar, pada 1980. Bamsoet kemudian aktif mengikuti pencalonan anggota legislatif sejak Orde Baru.
Namun, Bamsoet baru terpilih menjadi anggota DPR pada 2009. Dia kemudian menjadi Ketua DPR pada 2018-2019 menggantikan kolega separtainya, Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi.
Bamsoet Siap Jadi Ketum Golkar
Ketua MPR RI Bambang Soesatyo (Bamsoet) mengaku siap masuk gelanggang Musyawarah Nasional (Munas) Partai Golkar. Bamsoet akan bertarung dengan beberapa kandidat lainnya untuk menjadi Ketum Partai Golkar.
Bamsoet mengatakan jika Munas Golkar akan mulai dibahas setelah penetapan hasil Pemilu 2024. Hal itu demi menjaga transisi kepemimpinan nasional agar tidak terjadi kegaduhan.
“Menyiapkan transisi kepemimpinan nasional dengan baik, menghindari berbagai kegaduhan. Kita tunggu penetapan tanggal 20 Maret 2024. Selambat-lambatnya, penetapan presiden dan wakil presiden terpilih, penetapan legislatif DPR RI, DPD RI, dan DPRD provinsi hingga DPRD kabupaten/kota,” kata Bamsoet di Medan, Sabtu (9/3/2024).
Setelah penetapan oleh KPU, Munas Golkar akan mulai dibahas. Munas Golkar rencananya akan digelar tahun ini.
“Kita Partai Golkar dan partai lain masih fokus, transisi ini, baru kita membicarakan Golkar akan menyiapkan karena tahun ini, pergantian kepemimpinan Partai Golkar,” ucapnya.
Bamsoet menyebutkan akan masuk gelanggang Munas untuk menjadi Ketum Golkar. Munas Golkar sebelumnya, Bamsoet mengaku tidak sempat masuk gelanggang demi menjaga keutuhan Partai Golkar.
“Bukan merebut, saya masuk gelanggang untuk bertarung menjadi Golkar satu (ketum). Saya 5 tahun lalu, saya belum punya kesempatan untuk masuk gelanggang, karena saat saya melihat, untuk menjaga keutuhan partai, menarik diri dari pencalonan, memberikan jalan kepada Pak Airlangga, untuk memimpin terus Partai Golkar,” sebutnya.
“Untuk kali ini, kita berharap gelanggang dibuka, sehingga kita terjadi proses pergantian kepemimpinan secara demokratis,” imbuhnya.
Selain Bamsoet, terdapat juga Ketum Golkar saat ini Airlangga Hartarto, Menteri Perindustrian Agus Gumiwang, dan Menteri Investasi Bahlil Lahadalia masuk bursa di Munas Golkar nanti. Namun Bamsoet menduga masih ada nama lainnya.
“Ada pak Airlangga, ada Agus Gumiwang, ada Bahlil, mungkin ada banyak lainnya di Golkar,” tutupnya.