Bertepatan dengan bulan Ramadan 1415 Hijriah, Galeri Zen1 menyelenggarakan pameran lukisan bertema Islami di Galeri Zen1, Jakarta, 15 Maret – 15 April 2024. Pameran bertema, “Vehicle Of The Soul”, diikuti oleh 11 perupa dari Jakarta, Yogyakarta dan Bandung. Para perupa tersebut adalah Agung Fitriana, Andry Boy Kurniawan, Arkiv Wilmansa, Arief Witjaksana, Bill Mondor, Dwi Setya, Made Wianta, Muksin MD, Radetyo Itok, Syakieb Sungkar.
Pameran ini resmi dibuka pada 15 Maret 2024 oleh Esti Nurjadin, kolektor sekaligus Direktur D Gallerie. Dalam sambutannya Esti mengingatkan untuk mendekatkan diri kepada Tuhan dengan membaca tanda-tanda kebesaran Tuhan. Nicolaus F. Kuswanto, Direktur sekaligus pemilik Galeri Zen1 memaparkan bahwa pameran kali ini merupakan pameran kedua sejak Galeri Zen1 dibuka di Jakarta. “Galeri ini dibuka sejak pada September 2023, “jelasnya. Di Bali, Nicolaus telah membuka Galeri Zen1 sejak tahun 2019.
Seni Islami
Pameran perdana bertema Islami ini idenya dimotori oleh kurator Rizki A. Zaelani. Tema “Vehicle of The Soul” dipilih oleh Rizki sebagai implementasi dari penyelenggaraan pameran di bulan Ramadan. Ia memaparkan bahwa sebenarnya seni Islami adalah bagian yang dekat, tapi jarang diperhatikan di Indonesia. “Di Indonesia banyak seniman muslim dan kolektornya juga banyak. Tapi tidak pernah dilihat, diperhatikan,” tuturnya. Selama ini masih banyak orang salah menduga bahwa seni Islami melulu kaligrafi saja. Padahal sebenarnya masih ada peluang untuk dibicarakan dengan perspektif budaya yang lebih luas. Ia berharap agar pameran semacam ini dapat diselenggarakan pada setiap bulan Ramadan. “Ini yang perdana,” jelas Rizki yang juga menjadi kurator di Galeri Nasional.
Senada dengan Rizki, kurator Citra Dewi juga memaparkan bahwa pameran tersebut sangat menarik karena menunjukkan bagaimana perkembangan seni rupa Islami. “Kaya dengan nilai spiritual terutama dalam keislaman. Tetapi ekspresi senimannnya sangat kaya, ” jelasnya. Ia berharap bahwa pameran dengan pendekatan Islam terutama Islam kontemporer bisa dihidupkan. “Karena seingat saya, dulu pernah ada pameran seni lukis Islam kontemporer. Dan itu sempat 2 kali diadakan setelah terputus,” tuturnya.
Dalam pameran ini, perupa Syakieb menampilkan 2 karyanya berjudul “Pintu Surga” dan “Menuju Ke Langit”. Kedua karyanya ini saling terkait. Dalam refleksinya pada lukisan pertama, “Pintu Surga” bercerita tentang kesadaran manusia dan Tuhan. Manusia harus dekat pada Tuhan. Pada lukisan kedua “Menuju Langit” menceritakan bahwa ketika manusia sampai di langit, ia akan menemukan surga. “Dua lukisan tersebut bercerita tentang kehidupan di alam kekal,” tuturnya.
Sedangkan perupa Radetyo Ito menampilkan 3 karya drawing yang juga saling terkait satu sama lain. Salah satu gambarnya berjudul “Kun Fayakun”, bercerita tentang kisah penciptaan. Dalam kedua gambar yang lain, ia bercerita tentang manusia, malaikat, setan. Ada pertarungan antar ketiganya dan semua itu kehendak Tuhan. Termasuk terjadinya kejatuhan manusia karena makan buah kuldi sebagai buah terlarang. Dosa Adam dan Hawa yang membuat keduanya keluar dari taman surga. Dan hingga hari ini, setan selalu mengganggu dalam perjalanan hidup manusia. Ketiga lukisan tersebut sengaja dibuat berwarna monochrome dengan menggunakan tinta akrilik.
Perupa Muksin MD dengan lukisan abstrak tentang pisang merefleksikan pertumbuhan yang selalu tumbuh dan bermanfaat. Refleksi tentang pisang sebagai buah yang merakyat. Dari akar hingga buah bisa dimakan. Pisang merupakan salah satu buah yang ada di surga selain buah lain. Pisang selalu tumbuh di manapun. (Yohana Sri W.)