banner 728x90

Siapakah KH.M Syaki Abdul Syukur Yang Lebih Di Kenal Dengan Sebutan Abah Syaki.

Screenshot 20250108 210550
banner 120x600

JAKARTA wartamerdeka.com -Diceritakan bahwa masa dahulu itu, Abah Saki sempat menjadi Centeng di Tg.Priok, dan Abah Syaki ternyata juga mahir dalam bermain silat yang sifatnya fisik, namun tidak diceritakan Silat apakah yang dipegang oleh Abah Syaki.

Sehingga ketika bertemu dengan Abah Toha, segera saja Abah Syaki menjajalnya dengan menyerang secara fisik.., dan hasilnya…, Abah Syaki sampai terjerembab jatuh bahkan dikatakan sampai nyungsep masuk ke got.

Itulah sebab, mengapa kemudian diceritakan kemudian Abah Syaki menyatakan takluk dan langsung berguru kepada Abah Toha. Setelah pelajaran dirasa cukup, Abah Toha kemudian memerintahkannya untuk melanjutkan pelajaran kepada Abah H. `Amilin yang berdomisili di Dayeuh Kolot Bandung.

Diceritakan kemudian, Abah segera berangkat ke Bandung dan perjumpaan terjadi di
tengah sawah tatkala Abah kemudian bertemu dengan seorang petani yang berperawakan kecil lalu bertanya dimanakah rumahnya Abah H. Amilin. Lalu disambut dengan pertanyaan lagi, untuk apakah kamu mau kesana.

Lalu dijawab Abah, mau berguru sesuai amanat dari Abah Toha. Yang ada, Abah segera ditantang berkelahi oleh petani itu dan segera saja Abah melayani dengan mengeluarkan jurus silatnya.. dan terjadi lagi… hanya dengan sedikit gerakan mengibas.., Abah langsung terjatuh dan tidak bisa bergerak.. Akhirnya petani itu tersenyum, dan kemudian menunjukkan arah rumahnya H.`Amilin.. lalu berangkatlah Abah Syaki dengan perasaan herannya mencari ke arah yang ditunjukkan dan sesampainya di rumah H.`Amilin, betapa kagetnya Abah ternyata Abah H.`Amilin ialah petani yang ditemuinya tadi di lokasi sawah.

Beliau sudah ada di rumah itu dan mengenalkan dirinya ialah yang dicari. Demikianlah selanjutnya Abah Syaki diceritakan kemudian menerima pelajaran Asmak dan hal inilah yang menyebabkan kemudian, setelah itu Abah direstui untuk membukapelajaran Hikmah di Cisoka, yang kemudian berdiri dengan nama Al-Hikmah.

Pada awalnya Abah menerima ilmu dari Pak Toha tanpa wiridan. Namun pada tahun
1957 saat detik-detik terakhir hayat Pak Toha, beliau menitipkan surat kepada adik Abah yang pada saat itu sedang aplusan dengan Abah menunggu Pak Toha, yang kemudian di sampaikan surat itu kepada Abah, yang ternyata isinya terdapat 3 lembar. Lembar pertama adalah syarat-syarat yang harus di pegang oleh para penerima ilmu. Lembar kedua isinya 6 wiridan yang sekarang menjadi salah satu kewajiban para ikhwan Al-Hikmah untuk memperkuat energi keilmuanya. Dan lembar ketiga adalah permohonan Pak Toha pada Abah untuk membantu keluarga Pak Toha dalam pengurusan penguburan Pak Toha.

Sepeninggal Pak Toha, Abah mulai mengembangkan keilmuanya sehingga sampai
mempunyai ribuan anggota. Bahkan pada tahun 1965 anggotanya di Lampung mencapai 10.000 orang. Saat itu namanya belum Al-Hikmah, tetapi masih KSBPI ( Kesatuan Seni Budi Pekerti Islam) dan masih satu rumpun dengan SINLAMBA

Namun karena banyak berselisih faham dengan murid Pak Toha yang lainya Abah pun shalat istikharah yang akhirnya mendapatkan petunjuk untuk memberi nama dengan Al hikmah. Kemudian Berdirilah Perguruan AL-HIKMAH dengan Guru Besar “ABAH HAJI SYAKI ABDUL SYUKUR” dengan basik keilmuan dari Abah Haji Toha dan Abah Haji Amilin.

Penulis: sawijanEditor: Sawijan wartamerdeka.com